Banyak mahasiswa dan alumni telah memiliki personal blog. Hanya saja, tidak diisi. Sehingga, blog yang dibuat dengan email pribadinya nganggur.
Ketika bertemu alumni Prodi PAI Unugiri, saya ajak untuk ngopeni blognya yang sudah lama tiarap. Saya bilang kepadanya, 'Jangan dianggap kita nulis di blog itu tidak ada manfaatnya, banyak sekali Mas Najib,' kata saya kepadanya.
Pertama, nulis rutin di blog itu sama dengan menabung. Kedua, bila kemudian sudah banyak dalam jangka waktu setahun, bisa dibukukan.
Mas Najib menambah pertanyaannya, 'Apakah kala menulis di blog harus sesuai kecenderungan tema semisal motivasi?' Saya jawab, 'Idealnya bisa begitu, tapi lebih baik bila kemudian ide apa saja yang muncul bisa ditulis dahulu,' tegas saya kepadanya.
Saya menambah logika berpikir agak dalam. Kadang kala ide yang muncul itu tidak selalu selaras dengan topik dan cenderung satu tema yang diharapkan.
Melainkan, justru tema lain yang belum klopp. Karenanya, tetap tulis saja sebagai penghargaan ide yang muncul dan tidak boleh dilewatkan.
Saya tegaskan pula kepada Mas Najib, mumpung saya memiliki penerbit buku, tulisan ringan yang dihasilkan kala ngopi sebagai misal, atau pasca mengisi sebuah acara, bila kemudian direkam dan terkumpul dalam jumlah banyak, akan 'bisa' berbuah karya lanjutan buku.
Kepada Mas Najib saya contohkan, bukunya Andreas Harefa berjudul 'Happy Writing: 50 Kiat Agar Bisa Menulis dengan Nyasyik' yang saya miliki, di dalamnya berisi kumpulan tulisan hasil menabung yang diposting melalui facebook.
Alhasil, satu judul di buku tersebut 'Menulis itu Pekerjaan Tangan' (2010:2-3) hanya berisi enam paragraf.
Yang unik adalah, di buku yang diterbitkan PT Gramedia Pustaka Utama tersebut, komentar-komentar dari pertemanan diinsertkan dan tercapture secara keseluruhan pada halaman 4-5.
Custom Domain
Setelah manthuk-manthuk dengan contoh dan manfaat yang saya sampaikan, saya kemudian meminta Mas Najib untuk membuka blog yang dimiliki.
Ternyata, nama blognya adalah 'Jurnalistik 7G', oleh sebab digunakan sebagai kelinci percobaan pada mata kuliah tersebut.
Saya kemudian menawarkan kepada Mas Najib bagaimana bila dibuatkan custom domain!
Artinya, yang akhir url-nya masih 'blogspot' bisa menjadi lebih unik. Sebagai misal, akhirannya 'com, my.id --sebagaimana domain yang saya miliki'.
Kebetulan karena ia membawa laptop, saya minta dia membuka browser dan mengetik salah satu penyedia domain unik.
Saya minta diketikkan inisial nama panjang dia, tetapi akhirnya ia memilih nama domain 'insanpembelajar.my.id' yang dari harga mudah dan terjangkau.
Sebagai motivasi agar dia sregep nyicil menulis apa saja, saya traktir pembelian domainnya. Sekalian dipasang dengan tutorial youtube.
Setelah berhasil, dan menunggu sesaat untuk proses migrasi, akhirnya saya pun ikut-ikutan untuk utek-utek sendiri domain custom yang telah saya beli.
Alhamdulillah, pada pukul 17.44 Wib proses migrasi telah selesai. Domain asal 'dosenok.blogspot.com' kini telah beralih menjadi 'dosenok.my.id'. Adapun blog Mas Najib juga sudah lebih dahulu bermigrasi menjadi 'insanpembelajar.my.id'.
Akhirnya, selamat ngopeni blog ben gak nganggur bin suwung.

0 Komentar