Brand Diri Kini, Unduhan Proses Jungkir Balik Sebelumnya

Terdapat obrolan menarik antara saya dan M. Ainun Najib, Sabtu (27/12/25). Ia adalah alumnus terbaik Prodi PAI Unugiri. 

Kala bertemu di Perpustakaan Unugiri, Mas Najib sedikit 'membocorkan' bila kompetensi yang kini dimiliki adalah hasil menabung sewaktu menjadi mahasiswa.

Bahkan dalam obrolan dengan saya, Mas Najib mencontohkan salah satu sahabatnya, bila ia heran dengan 'puncak' soft skill yang dimilikinya kini.

Dari apa yang disampaikan kepada sahabatnya tersebut, saya menyimpulkan bila kebanyakan orang melihat 'hasil' yang kini tampak. Sahabatnya tidak melihat betapa pengorbanan jungkir balik, luput dari perhatiannya kala melihat Mas Najib unggul dalam hal kompetensi kini.

Bila mengutip Brahim Abdullah dan Saleh Miftahussalam (2017:7), pengorbonan Mas Najib adalah berupa waktu untuk berorganisasi. Setahu saya Mas Najib ikut dibanyak organisasi intra dan ekstra kampus.

Mulai dari UKM Penulisan dan Penalaran Griya Cendekia, Public Speaking, LPM Arusgiri, HMP PAI, BEM FT, BEM Universitas, lalu PMII baik di Rayon, Komisariat, serta masih banyak lain yang belum saya ketahui.

Dengan melihat beberapa organisasi yang diikuti, artinya waktu yang ada, Mas Najib gunakan untuk membentuk hingga meningkatkan soft skill dirinya yang 'kini' diiri sahabatnya.

Branding Diri

Kini ketika sudah menjadi alumnus sebuah kampus, jangan kemudian diam. Bagi saya pergerakan untuk meningkatkan skill diri kudu semakin dintensifkan. Salah satu yang bisa dilakukan; Pertama, adalah dengan melakukan branding diri.

Istilah 'branding' sendiri, adalah kita menampilkan sesuatu yang menjadi ciri khas kita (merek). Sehingga, ketika orang mengenal, kita itu capnya jelas. 

Penulis, penceramah, blogger, layout, master of ceremony, pengusaha dan segala macam merek lainnya yang bisa menjadi ciri khas kita diakui kompetensinya oleh orang lain.

Lalu dengan sarana apa agar brand (merek) kita terlihat oleh orang lain? 

Ketika masih kuliah, maka saat inilah waktu yang tepat untuk memproses itu semua. Namanya memproses, berhasilnya kadang lebih sedikit daripada tidak berhasilnya. Sehingga hasilnya, bisa diunduh pasca purna kuliah.

Kemudian ketika sudah menjadi alumni, bagi yang sudah memiliki brand diri, senantiasa mengasah adalah hal pokok. Sebab, yunior dalam hal organisasi mahasiswa maupun dosen yang mengenal kita, akan tetap mengamati bagaimana alumninya meningkatkan diri pasca lulus.

Caranya, bisa dengan tetap produktif menulis di blog bagi yang punya keterampilan menulis. Atau tetap aktif membuat update status ketika mengisi acara baik melalui WhatsApp, serta media sosial yang dimiliki.

Kedua, usahakan punya idola. KBBI mengartikan idola sebagai seseorang yang menjadi pujaan. 

Meski saya sudah menjadi dosen, tetapi saya tetap memiliki idola dalam hal bersikap, berpikir hingga menghasilkan karya buku yang inspiratif, serta lain-lainnya yang membuat kita terinspirasi.

Dalam hal bersikap, Prof. Ali Mansyur, Guru Besar Ilmu Hukum Unissula Semarang adalah idola saya. Disiplin beliau dalam soal waktu luar biasa. 

Ketika saya sering membersamai beliau, saya banyak menyaksikan bila beliau selalu hadir lebih awal dari kegiatan atau menyelenggarakan kegiatan.

Prinsipnya bila hadir lebih awal, jangan sampai kita menampakkan diri bermerek telat. Jangan pula menyelenggarakan acara dengan waktu yang molor. Berapapun yang hadir, bila sudah waktunya sebagaimana undangan yang disebar, mulai saja.

Praktis berdasarkan ajaran beliau, saya mendidik diri untuk menjadi pribadi yang disiplin dengan tepat waktu. Hal itu, sebagai bentuk syukur bila waktu masih diberikan kepada kita.

Kemudian perihal berpikir yang kemudian melahirkan produk buku, jujur saya terinspirasi oleh Dr. Fahruddin Faiz. Bagi saya Kang Faiz menawarkan cara filosofis yang mudah dipahami, dan tetap mendalam perihal Islam implementasinya dalam kehidupan sosial.

Oleh karena saya mengidolakan, hampir buku-buku karya beliau mulai dari 'Filsafat Seni Islam, Filsafat Kebahagian, Filsafat Moral, Nalar Keislaman dan Keilmuan, Jatuh Cinta kepada-Nya, Menghilang Menemukan Diri Sejati, Mati Sebelum Mati Buka Kesadaran Hakiki, dan Menjadi Manusia Menjadi Hamba' saya  beli dan khatam membaca. 

Jika kemudian saya 'mohon maaf' diidolakan sama yang mengidolakan saya, itu tidak terlepas dari saya yang juga memiliki idola sebagaimana uraian di atas.

Akhirnya, lihatlah bagaimana orang jungkir balik. Jangan fokus melihat hasil kini.

Posting Komentar

0 Komentar