Kepada Organisasi Mahasiswa (Ormawa), saya coba memberi nasihat. Perlu diketahui, Ormawa tidak sekadar menjadi ‘ruang’ menuntaskan jabatan –sebagai pengurus. Tetapi, ya setidaknya menyiapkan soft skill diri.
Coba dipikir dengan seksama, bila banyak bekal didapatkan ketika menjadi pengurus Ormawa, tentu diri akan bahagia.
Ia seperti 'sudah' menyiapkan diri untuk menghadapi hari besuk. Ketika purna, dan kembali ke masyarakat, soft skill yang diasah telah bisa digunakan untuk berhidmah kepada siapa saja.
Gambaran yang bisa saya kasih cuplikan, ketika ada orang yang tanya: 'Bisa MC mas?' 'Bisa'; 'Bisa nggawe berita mas?' 'Bisa'; 'Bisa utek-utek blog mas?' 'Bisa'; 'Bisa ngisi pelatihan mas?' 'Bisa'; 'Bisa hutbah mas?' 'Bisa'; 'Bisa memimpin mahalul qiyam?' 'Bisa'; pokoe 'Ovo-ovo iso', sebagaimana kalam mas Widodo R kepada saya.
Terima Kasih
Dalam rangka ikut membantu niatan di atas, Senin (29/12/25), saya bertemu mas Abid. Posisi beliau kini di Pusdatin bersama Mas Afif.
Kala ngopi di Pak Tolib, saya sampaikan maksud bila email berbayar kampus yang saya minta, adalah untuk Ormawa. Dalam hal ini, UKM Al-Banjari Syauqul Musthofa.
Setelah men-scroll gadgetnya, tiba-tida ada pesan ke WA saya. Mas Abid hanya bilang, "Itu sudah, username koyok screenshot, passwordnya 12.....," ungkapnya.
Sebagai pembina UKM, saya bangga. Penyelesaian permohonan selesai cepat di warkop. Istimewa. Kepada Mas Abid, saya sampaikan terima kasih.
Setelah itu, saya teruskan ke group pembina dan pengurus inti UKM. Sebagaimana janji saya, bahwa itu bisa digunakan untuk merawat dokumentasi mereka agar terarsip rapi. Tidak tercerai berai seiring pasca reorganisasi.
Selain sebagai dokumentasi, dari email kampus tersebut bisa digunakan untuk membuat blog. Apalagi, templat blog kekinian telah banyak hadir dan responship dengan keinginan yang diinginkan.
Melalui blog –yang akan dibuat, aneka kegiatan bisa dipublikasikan mandiri. Tidak perlu menunggu ditayangkan atau tidak setelah mengirim di media massa sebagai misal. Jika kemudian tidak ditayangkan, tentu aktualitasnya akan hilang.
Bila ormawa punya blog mandiri, ia bisa banyak belajar multidisiplin. Yang utama adalah kompetensi pokok UKM yang dimiliki, lalu sebagai tambahannya, ia bisa mengorganisir UKM yang dimilikinya kaya akan dokumentasi berbasis digital.
Apalagi bila mengutip apa yang disampaikan oleh Muchsan Salim dalam Anas Yusuf (2008:v), bila salah satu kelemahan jamiyyah NU adalah pada ketertiban administrasi atau pengarsipan. So, jika kita tidak open dengan administratif, lalu apa yang akan menjadi bukti membesarkan jamiyyah kita!
Guna menjawab itulah, dari Ormawa itulah langkah strategis perlu dimulai. Jika secara fisik kampus belum bisa memenuhi ruang –sebagaimana basecamp, ruang digital minimal diberi akses untuk sarana eksplorasi diri mereka.
Sehingga, kapasitas ala-ala ‘Gen Z’ selaras dengan kesenangan mereka yang adaptif dengan teknologi. Jika kreatifitas mereka telah terbangun dengan baik, terarahkan oleh hadirnya pembimbing, lalu mendapat support sistem berbasis digital dari kampus, yang mereka lakukan akan menambah peningkatan ketenaran kampus.
Akhirnya, upaya sederhana dari saya selaku pembimbing UKM, mohon jangan disalah pahami. Karena, sudah saya jelaske sak dowo-dowone. Nak umpomo kurang dowo, yo ojo lali isi dewe nang kolom komentar ben tak woco. Suwun.

0 Komentar